(Nerd) Girl Learns About Style

Majalah Vogue. Apakah anda pernah mendengarnya atau tahu tentangnya?

Bagaimana dengan Anna Wintour?

Saya sebagai anak gak gaul, hanya pernah melihat beberapa kali majalah Vogue. Saya jujurnya kurang menyukainya karena terlalu banyak foto daripada artikelnya, seperti album foto saja. Saya pun membaca sedikit majalah Teen Vogue bekas yang dibeli di sisi Cikapundung.

Karena pengalaman yang kurang mengesankan itu, majalah Vogue hanya jadi angin lalu bagi saya.

Di ranah film, terdapatlah “Devil Wears Prada”. Tentang seorang wanita muda, Andy (Anne Hathaway) yang pontang panting menjadi asisten pemimpin majalah fashion yang galak Miranda Priestly (Merly Streep).

Film yang terinsipirasi dari novel berjudul sama. Penulisnya adalah seorang wanita yang pernah magang di majalah Vogue. Katanya sih, karakter Miranda Priestly di novel itu terinspirasi dari pemimpin Vogue, Anna Wintour.

Dalam sebuah dokumenter “The September Issue” dipampangkan sebuah statement.

Apabila majalah VOGUE adalah KITAB SUCI fashion.

maka ANNA adalah PAUS-nya fashion.

(Yang saya maksud, bukan paus binatang laut ya :P)

Wow… bukankah itu posisi yang begitu tinggi?

Dalam kenyataannya, atau setidaknya dalam  film dokumenter “The September Issue”, terjadi demikian.

Majalah Vogue adalah kiblatnya dunia fashion. Sementara, Anna Wintour dengan kejelian dan seleranya yang sulit ditebak, memilih pakaian, tren, desainer hingga dapat menjadi populer di dunia.

Bahkan, para desainer-desainer ternama pun ketar ketir menghadapi Anna. Saat melihat karya para desainer, Anna jarang tersenyum, kadang-kadang ia terlihat kecewa, atau bahkan melontarkan komentar sinis. Ia tidak ramah, tapi karena keadidayaannya, orang-orang di bisnis tersebut hanya bisa menurutinya.

Dan, dari film itu pula, saya baru menemukan bahwa membuat suatu edisi majalah fashion tidak semudah buat foto album. Prosesnya rumit dan panjaaaannnnggg… Namun, juga menarik! Hm… sepertinya saya mulai tertarik pada fashion (walaupun saya seorang nerd)

Terdapat keglamoran yang bertebaran di tiap babak film, memilih rok, warna, model, jepretan fotografer, sampai pemotretan di Italia bersama Sienna Miller. Semuanya demi menciptakan Vogue edisi September 2007, yang paling tebal: 840 halaman!

Hal simpel yang paling mengena justru di awal film: saat Anna diwawancarai mengenai dunia fashion, kurang lebih ia berkata:

Banyak orang merasa terintimidasi oleh fashion. Mungkin, karena mereka saat dulu tidak tergabung dalam suatu kelompok populer sehingga mereka merasa tidak sepantasnya berpakaian menarik dan indah. Orang yang berusaha berpakaian indah justru dianggap bodoh, padahal seseorang dapat tetap tampil cantik dan memiliki otak secara bersamaan

Begitulah kira-kira yang teringat.

Dan, kata-kata Anna ada benarnya. Saya langsung terkenang akan masa-masa kecil TK-SD-SMP-SMA. Saya bukanlah anak gaul, yang terlalu peduli akan pakaian atau penampilan, saya pun bukan anggota geng gaul. Saat anak SMA di kelas 1 sudah menggunting pendek roknya dan mengetatkan kemeja, saya baru melakukan hal yang sama menjelang kelas 3. Itu pun tak seketat- atau sependek rok anak lainnya. Hanya ikut-ikutan saja.

Beberapa anak yang populer (dan sepertinya nggak pernah pakai baju yang sama tiap jalan ke mall) pun memberikan kesan bahwa mereka kurang memanfaatkannya kepintarannya. Memang sih, ada beberapa anak bergaya yang pintar, tapi sedikit. Maka berkembanglah stereotipe buruk mengenai anak fashionista di otak saya.

Tidak ada yang salah untuk menjadi anak yang kurang peduli fashion. Namun, stereotipe yang tertanam mengenai anak fashion adalah sebuah kesalahan saya. Mungkin, di alam bawah sadar, saya sebenarnya terintimidasi oleh kecantikan dan kepopuleran mereka. Persis seperti apa yang dikatakan oleh Anna.

Oleh karena itu, saya pun memulai perenungan yang dinamakan : Perenungan Fashion!

Artikel mengenai hal penting fashion Anna Wintour, Vogue, Jacqueline Kennedy, Manolo Blahnik, Lady Gaga sampai bulimia yang dialami oleh model-model runaway.

Jackie yang cantik, keren dan gaul! Konon, ia sampai membuat kagum orang Perancis

Fashion itu ternyata menarik juga. Dapat menimbulkan pesona banyak orang (seperti yang dilakukan Jacqueline Kennedy) sampai membuat model meninggal saat berjalan diatas catwalk (sang model berusaha menjaga bentuk tubuhnya dengan tidak makan. Ini terjadi pada seorang model Brazil). Apa yang mereka lakukan sangat berkaitan erat dengan fashion.

Dan fashion pun menjadi faktor yang penting dalam penampilan. Berdasarkan teori yang didapat dari berbagai sumber, kesan pertama saat bertemu orang adalah kesan fisik, mulai dari wajah sampai pakaian!

Fashion ternyata penuh warna, maka kini saya pun mulai mempelajarinya. Dan, mencoba tidak terjebak arus ngikutin tren. Misalnya, sekarang tren rambut pendek trus semuanya ikutan. tren poni lempar, tren hotpants, tren foto dengan sok sok monyong, dll. (untuk tren hotpants tidak diikuti, karena takut kedinginan aja).

Nah, okelah kalau kalian lihat saya dan kalian nilai “Apa sih Uli.

YSL sang desainer, yang sedang nongkrong dengan style!

Dandan masih gitu2 aja, udah nulis tentang fashion!”

Sabar dulu. Saya percaya setiap orang punya style-nya sendiri. Dan justru itu yang membuat orang unik. Maka, inilah gaya saya, yang rada tomboi, selengean, dan hanya menggunakan pakaian yang nyaman.

Setiap orang memiliki kekhasan tertentu dalam berpakaian. Saya lebih menghargai itu dibandingkan orang yang terbawa arus tren melulu.

Dengarkan kata Yves Saint Laurent:

Fashion fades, Style is ETERNAL

Maka, mari kita berpetualang, belajar, bereksperimen… Style!